Senin, 27 Januari 2014

Tum Babi

Saat mengentri tulisan ini saya sempat teringat sebuah blog yang pernah saya baca yang penulisnya tinggal di lain pulau, beliau pun beda kepercayaan serta suku dengan saya. Sebuah entri yang menuliskan sebuah resep yang menggunakan daging babi. Yang menarik buat saya sebenarnya bukanlah resep tersebut, walau kelihatannya sih enak banget. Melainkan kolom komentarnya yang agak riuh. Rupanya pernah ada seorang yang menuliskan sebuah komentar yang kurang enak dibaca karena mengata-ngatai babi bodoh jijik dan sebagainya, kelihatannya seorang muslim. Komentar tersebut tentunya mengundang protes keras dari penulis serta teman2nya. Temannya bilang, yang makan babi sudah ada yang ke Bulan, jadi orang beken dan sukses kaya raya dan seterusnya.

Hmmm... sangat disayangkan sebenarnya. Kenapa masih ada saja yang berfikiran picik seperti itu. Bumi Indonesia kita ini terdiri dari beragam suku dan kepercayaan berbeda-beda. Menghujat suku lain hanya karena apa yang mereka makan bukanlah hal yang terpuji, yang hanya akan membuat perpecahan dan keributan yang tidak kita inginkan. Peace yoww!

Sebagai orang Bali asli yang sejak dalam kandungan pun sudah diajari makan daging babi, tentunya saya pun akan merasa tersinggung bila mendapat komentar seperti itu. Walau tidak addict sekali, tapi patut saya akui rasa daging babi memang lezat, apalagi bila pandai mengolahnya. Mudah-mudahan tidak ada dari friends yang membaca entri saya ini yang berfikiran seperti komentator yang saya ceritakan diatas. Tidak makan daging babi tidak membuat derajat seseorang lebih tinggi dari yang makan. Belum pasti juga tidak makan daging babi akan langsung masuk surga, semua tergantung amal perbuatannya. Mengirim bom ke tanah Bali tidak membuat masyarakatnya berhenti makan daging babi. Hanya Tuhan yang berhak dan memiliki kuasa untuk menilai umatnya Betul ngga?

Oke deh daripada melantur kemana-mana, baiknya langsung ke pokok masalah ehh ke judul saja deh ya.. Tum Babi adalah makanan khas Bali yang mudah kita temui di segala pelosok Bali. Mulai warung makan, restoran, sampai di rumah tangga pun gampang dicari. Tetapi saya baru mulai membuatnya justru setelah menikah ke Tabanan. Resepnya pun tidak pernah secara pasti, hanya kira-kira dan cemplang cemplung saja hehe. Saya kira masing-masing keluarga punya style sendiri dalam membuat menu ini. Bisa dibuat dalam porsi banyak lalu disimpan di kulkas tahan sampai 3 hari. bila lebih dari itu disarankan untuk mengukus kembali atau menggorengnya supaya tidak basi.

Di resep keluarga kami sebenarnya menggunakan jantung pisang yang direbus sebagai tambahan volume daging dan didapat adonan yang lebih banyak, atau parutan kelapa muda. Istilah yang dipakai adalah "GOH". Tapi karena tidak selalu ada, maka saya menggunakan roti tawar untuk penggantinya. Hasilnya pun lebih enak menurut saya ^^



Resep Tum Babi
ala Panca "dapurberbisik"

Bahan Yang Dicincang:
2 bungkus daging babi tanpa lemak kurleb 300 gr
2 lembar roti tawar tanpa kulit
3 sdm parutan kelapa (supaya lebih gurih saja)
1/2 gelas darah babi kental
1 bks kecil masako
2 siung bawang putih
(cincang bareng, boleh manual, kalau saya masuk food processor 5 menit) sisihkan

Bahan Yang Diiris tipis:
8 siung bawang merah
5 siung bawang putih
5 butir kemiri
4 buah cabe rawit (cabe yang pedas)
5 lembar daun jeruk purut (lemo)
(tumis semua bahan dengan sedikit minyak sampai harum saja, angkat, masukkan ke dalam cincangan daging, aduk rata)

Penyelesaian:
Siapkan kukusan, beri air dan panaskan
Siapkan daun pisang, sobek2. siapkan juga daun salam sebagai alas daging
Ambil selembar daun pisang, beri selembar daun salam, masukkan 1 sendok adonan, lipat ke tengah dan kunci dengan lidi dari bambu "semat". Lakukan sampai habis.
Kukus selama 15 menit api besar sampai matang, angkat, sajikan. yummm... :p

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Om Swastiastu...
Senang sekali bisa berbagi sedikit cerita dari pengalaman saya di dapurberbisik. Terima kasih anda telah meluangkan waktu untuk mampir dan membaca sedikit cerita dari saya ini.
Kalau ada yg minat sama foto2 nya wajib contact via email ya, please jangan main copy trus pasang di situs anda (apalagi untuk tujuan komersil) soalnya walau masih amatiran, tapi dibuat dengan susah payah dengan darah dan keringat saya sendiri. Mari kita sama-sama belajar menghargai hasil karya orang lain ;)
Saran dan kritik anda sangat saya harapkan dan hargai, asalkan komentar tidak berbau SARA. mohon jaga semangat Pancasila.
Kita ini Negara dengan banyak suku, dengan kepercayaan masing2. Matur Suksme alias Terima Kasih.. :)